Sabtu, 14 April 2012

[FF SHINee] Real Love part 1

hai hai readers....
hehehehe
aku kembali dengan postingan yang mungkin akan membuat kalian agak terkejut.
kali ini aku mulai tertarik dengan dunia fanfiction nich, dari dulu uda pengan banget pengen bikin ff. tapi selali gagal ditengah jalan. dan akhirnya dengan sedikit perjuangan nich, aku telah berhasil menyelesaikan satu chapter FF pertamaku. *senyum gaje karena puas*
semoga menarik ya????
ya uda cek this out.....

Tittle                   : Real Love
Author                : Fifi Piekey Mahala
Genre                 : Fantasy, Friendship, Romance.
Rating                : G
Cast                   : Kim kibum (key), Choi minho, Lee taemin, Kim jonghyun, Lee jun ki (onew), Lee yeon woo, Jung Ha Ni
Length               : Chapter


     Kicauan burung menemani langkah seorang yeoja menuju tempat ia menuntut ilmu. Sebuah Universitas terkenal dikorea. Sudah sejak kecil ia memimpikan untuk kuliah disana. Dan mimpi itu terwujud dengan kerja kerasnya. Iya, kerja kerasnya belajar. Mengikuti bimbingan belajar dan sebagainya. Hingga dia tak pernah sekalipun sempat mengenal namja. Namja yang bisa ia ajak berbagi. Berbagi tentang hidupnya, berbagi saat suka. Serta berbagi saat duka mengahampiri hidupnya yang biasa saja. Tapi konsentrasinya untuk masuk universitas telah merampas waktunya.

     Senyumnya berkembang tatkala kakinya sudah berada di depan gerbang fakultas. Langkahnya kian mantap menuju kelas pertama pagi ini. Pikiran cemas menghantuinya, bagaimana teman-temanku nanti? Apakah mereka bisa baik seperti temannya di SMA? Kenapa tak ada satupun temannya yang memilih jurusan ini? Huh,,,,,

     Sedikit ragu, ia mendongakkan kepalanya kedalam. Sepi. Belum ada mahasiswa yang datang pagi ini. Bisa dimaklumi, jadwal kuliah pagi ini memang benar-benar pagi. Dan dia tidak mau terlambat masuk di hari pertamanya. Matanya sibuk menyusuri bangku-bangku yang ada didepannya. Dan akhirnya dia memutuskan untuk duduk di bangku paling depan.
                                                                                 ...

     “Hei, gimana kuliah perdanamu?”, tanya sahabatnya.

     “Yah lumayan lah. Tapi hari ini aku belum dapat teman baru. Sepertinya tak ada yang mau berteman denganku”,  Yeon Woo dengan lelah merebahkan tubuhnya kekasurnya yang empuk. Matanya mulai menutup karena terlalu lelah mengikuti kuliahnya.

     “Ya!!!!! Kau ini diajak bicara malah tidur????  Keterlaluan!!”  Ha Ni melanjutkan mengarang novel dengan cemberut.

     “Ha Ni, apakah aku teman yang kurang menarik? Kenapa jarang sekali orang yang mau berteman dengan aku?”

     Ha Ni memutar tubuhnya menatap sahabatnya yang masih juga menutup matanya. “Hm.... kamu memang tidak menarik sama sekali” tanpa merasa bersalah ia kembali menghadap kedepan komputernya. Tak ada jawaban, Sebenarnya jawaban yang dilontarkan Ha Ni tadi hanya candaan. Tapi Yeon Woo mengira sahabatnya tersebut serius. Ha Ni mengira Yeon Woo sudah tertidur. Tapi ternyata Yeon Woo menangis meratapi nasibnya yang kurang beruntung tersebut.

     Ha Ni kembali menatap Yeon Woo dan kaget melihat temannya menagis. “Yeon Woo, kenapa kamu menangis? Apa aku tadi mengatakan hal yang membuatmu sedih? Jawaban yang aku berikan kepadamu tadi hanya bercanda. Tak mungkin kamu tidak menarik. Jika kamu tidak menarik, bagaimana aku bisa bersahabat denganmu? Kamu teman yang sangat baik.”

     Ha Ni sedikit menyesal dengan perkataannya tadi. Ia tidak mengira Yeon Woo menganggap serius perkataanya. “Yeon Woo, sungguh tadi aku benar-benar bercanda. Apa kau tidak percaya denganku?” 
Yeon Woo tetap menutup matanya tanpa menjawab pertanyaan sahabtnya. Tanpa Ha Ni tahu Yeon Woo sudah tertidur. Penyesalan masih melekat dihati Ha Ni. Ia sangat menyayangi sahabatnya. Ia tahu bagaimana perjuangan sahabatnya itu untuk masuk ke universitas, melawan kehendak orang tuanya sendiri dan membiayai sendiri biaya kuliah yang tidak sedikit. Dengan perasaan iba, ia meninggalkan Yeon Woo dikamar sendirian untuk beristirahat sejenak sebelum ia kembali bekerja.

     Untuk membiayai kuliahnya Yeon Woo bekerja paruh waktu di kedai kopi serta mengajar les siswa SMA secara privat. Ia memang anak yang mandiri, selain karena orang tuanya tidak mau membiayai kuliahnya, ia juga ingin menghasilkan uang sendiri sehingga tidak menyusahkan orang tuanya. Yeon Woo memang berasal dari keluarga kaya, namun ia tidak pernah bergantung kapada orang tuanya. Dia sudah terbiasa mandiri sejak SMA sehingga saat orang tuanya menentang untuk masuk ke universitas yang ia idam-idamkan, ia tak gentar untuk tetap memilih universitas impianya meskipun konsekuensi yang harus ia ambil cukup berat.

     “Yeon Woo!!! Yeon Woo!!! Yeon Woo!!! Bangun!!! Sudah jam 3. Bukanya kamu harus bekerja? Ya!!!! Yeon Woo!!!” tangan Ha Ni memukul pantat Yeon Woo dengan keras supaya yeoja itu segera bangun dan bersiap-siap untuk berangkat kerja.  Tapi memang Yeon Woo sangat terlelap saat tidur. 2 jam beker tidak cukup untuk bisa membangunkan mimpi indah Yeon Woo. Ha Ni sudah hampir putus asa membangunkan sahabatnya tersebut.

     Dikeramaian kota terlihat dua orang yeoja berlari mengejar bus yang telah melaju meninggalkan mereka. “Ajussi,, tunggu!!!!” bus berhenti dan pintu terbuka. Kedua yeoja itu masuk dan langsung mencari tempat duduk. “huh, untung saja kita masih dapat naik bus ini, kalo tidak pasti kamu sudah telat” Ha Ni masih kecapekan setelah berlarian mengejar bus. Yeon Woo hanya tersenyum karena dia juga masih mengatur nafasnya. Sepanjang perjalanan dua orang yeoja itu hanya terdiam mengamati jalanan kota. Tepat di tempat duduk paling belakang seorang namja tengah mengamati kedua yeoja itu dari tadi. Tatapannya tak beralih sedetikpun mengamati yeoja tersebut.

     Ha Ni turun lebih dulu karena tempat kerja Ha Ni lebih dekat dari pada Yeon Woo. Namja itu terus mengamati kedua yeoja didepannya. Matanya mengamati Ha Ni saat Ha Ni keluar dan melihat Ha Ni masuk ke sebuah restoran. Berarti dia bekerja ditempat itu ucap kibum dalam hati. Entah apa yang sebenarnya yang ada dipikiran kibum, setalah Ha Ni memasukki restoran, pandangannya beralih ke Yeon Woo. Yeoja itu, entah apa yang membuatnya begitu penasaran dengan gadis itu. Diapun memberanikan diri untuk berpindah tempat duduk disamping tempat duduk Yeon Woo. Dan memulai percakapan dengannya.
“Annyeong???? Boleh aku duduk disini? Kibum bertanya sambil langsung duduk disamping Yeon Woo.

      Yeon Woo menoleh dan mengangguk sambil senyum mengijinkan kibum untuk duduk. Dan dia kembali diam dengan pikiranya sendiri. Merasa kikuk, kibum memberanikan diri memulai pembicaraan. “Boleh tau siapa namamu?” Yeon Woo yang merasa diajak bicara menoleh ke kibum yang tengah memandangnya serta menunggu jawaban darinya. “Oh, iya. Yeon Woo imnida~” setelah menjawab Yeon Woo langsung mengalihkan pandangannya kearah depan. Setengah kaget kibum memperkenalkan diri dengan sedikit gugup.

     “mmm.... na...naneun kibum imnida. Bangapseumnida~...”

     Tak ada percakapan yang terjadi setelah mereka mengenalkan nama masing-masing. Entah apa yang sebenarnya terjadi. Kibum yang biasanya cerewet berubah menjadi sangat pendiam di depan gadis itu. Hal tersebut juga terjadi dengan Yeon Woo, dia tak bisa berkata-kata di depan namja di sampingnya. Rasa tidaknyaman dengan namja tersebut atau perasaan canggung? Entahlah, dia tidak bisa menjawabnya. Alhasil, disepanjang perjalanan mereka hanya saling diam.
...
     Setelah peristiwa perkenalan seminggu lalu, kebiasaan kibum yang selalu membawa mobil saat kuliah tidak lagi ia lakukan. Ia lebih suka berangkat kekampus dengan bus. Entah karena gadis itu atau memang ia lebih nyaman naik bus dari pada mobil mewahnya. Setiap hari dia menunggu Yeon Woo dalam bus tanpa Yeon Woo tahu. Tapi ada sesuatu yang membuat kibum enggan untuk kembali mengajak Yeon Woo ngobrol.

     Gadis itu terlalu dingin, perasaan tidak nyaman menggelayuti hatinya. Keinginannya untuk mendekati Yeon Woo sedikit pupus. Tapi dia masih ingin mencoba mengenal Yeon Woo lebih dekat. Dan cara satu-satunya yang bisa ia lakukan adalah mendekati sahabat Yeon Woo, Ha Ni. Tapi bagaimana caranya? Bahkan dia tidak mengenali Ha Ni.

     Matanya menatap jalan yang sedang ia lalui dan sesaat ia melihat sebuah restoran. Restoran, restoran, sepertinya ada sesuatu dengan istilah restoran. Iya, restoran. Ha Ni bekerja di restoran. Dia menyadari sesuatu, tidak sulit untuk mendekati Ha Ni. Ia hanya perlu berkunjung ke tempat Ha Ni bekerja yaitu restoran. Baiklah, besok ia akan mengunjungi restoran tempat Ha Ni bekerja. Kibum memikirkan rencana tersebut dengan senyum sumringah. Dan kembali manatap sosok Yeon Woo yang ada di depannya.


     “Selamat datang..... anda ingin pesan apa?” Ha Ni menyapa Kibum yang baru duduk dengan ramah. Kibum mengamati sebentar sosok gadis yang ada di depannya. Cantik. Ramah. Senyumnya terkembang dan terucap kata ‘kopi’ dengan spontan. “Ada yang lain?” balas Ha Ni dengan keramahan yang sama.

     “Tidak”...

     “Baiklah, mohon tunggu sebentar”.

Ha Ni berjalan kearah dapur restoran, ia tak menyadari kalau mata kibum tetap mengarah kepadanya sampai ia hilang dibalik pintu dapur.

“Bisakah kita bicara sebentar saja?” pertanyaan yang membuat Ha Ni sedikit kaget. Dia tidak meresa mengenali namja di depannya itu. Kenapa namja ingin berbicara denganya? kenalkah dia dengannya?

Ha Ni's mind

     Siapa namja ini? Kenalkah dia padaku? Pertanyaan itu langsung terlintas dipikiranku kala namja ini dengan gamblangnya mengajak aku berbicara. Namja ini, tak berbasa-basi. Dia langsung mengutarakan niatnya. Tidak peduli bagaimana tindakannya itu membuat orang lain terhenyak beberapa detik. Dia hanya ingin mengetahui apa yang ingin dia ketahui. Keraguan sedikit menyusup, aku ragu apakah aku bersedia berbicara dengan namja asing ini. Apa yang dia inginkan dariku?

     “Oh, tentu saja. Apa yang ingin anda bicarakan dengan saya?” Tapi bibirku seakan tak mau menuruti keinginanku untuk menolak ajakan namja ini. Dalam hati aku mengumpat, kenapa bibir ini tak dapat aku kendalikan?

     “Bagaimana kalau kita berbincang setelah kamu selesai bekerja? Sepertinya kamu masih sangat sibuk? Aku tak ingin mengganggumu” kibum langsung beranjak dari tempat duduknya.

     “Aku tunggu di taman kota” katanya mantap sembari meninggalkan restoran itu.

     Aku tak sanggup menolak ajakan namja ini. Aku tak tahu apa yang terjadi padaku. Kenapa aku bisa tak berkutik di depannya. Siapa dia? Ah, aku bisa gila memikirkannya.



    Namja itu sedang duduk dengan santai. Dia datang lebih awal dari yang ia janjikan. Baguslah, dia yang mengajakku. Memang seharusnya dia yang datang lebih dulu. Senyumnya muncul seiring dengan kedatanganku. Kulihat tangannya berayun, dan aku membalasnya.

     “Kibum imnida, senang kau bisa datang. Dan namamu, Ha Ni kan?” ucapnya dengan mantap kepadaku. Untuk yang kesekian kalinya aku tersentak oleh kata-kata yang keluar dari bibir mungilnya.

    “Ne~ naneun Ha Ni imnida. Keunde, eotteokhae? Bagaimana kau bisa tahu namaku?” rasa penasaranku terhadap namja ini semakin besar. Senyumnya yang manarik perhatianku sejan dia datang ke restoran tadi, hingga saat ini. Dan sialnya, kali ini dia lebih sering memperlihatkan senyumnya itu kepadaku.

Ki bum's mind

    Gadis ini berbeda, dia lebih ramah jika dibandingkan dengan sahabatnya. Dia tidak menjaga jarak dengan orang asing. Dan matanya, mata itu membuatku terus ingin bersamanya. Mata itu membuatku melupakan tujuan utamaku menemuinya. Ia berhasil merebut perhatianku. Melebihi perhatianku terhadap sahabatnya, Yeon Woo....

To Be Continou......

 ea ea ea......
sepertinya cerita awalnya masih membingungkan ya? siapa seh yang sebenarnya kibum suka? Yeon Woo? atau justru dia menyukai Ha Ni? wkwkwk
tunggu part selanjutnya ya readerss... :)

maaf ceritanya geje. ini FF pertamaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar